Selasa, 24 Mei 2016

Profil : Longboard J Surabaya

LONGBOARD J SURABAYA

Haloooo guys, kali ini saya akan menunjukan kalian sebuah komunitas  keren di surabaya, komunitas ini adalah komunitas papan panjang atau juga disebut longboard.

nama komunitas ini adalah Longboar Jancok Surabaya ( Longboard J )


Terhitung aktif di dunia longboard pada tahun 2011 , komunitas ini sering malang melintang di kompetisi nasional, diantaranya di bandung, lombok, bali dan jawa timur alias malang.
rata-rata para riders telah memiliki sponsor dan handal dalam triknya masing-masing dalam meluncuri bukit-bukit dan belokan-belokan tajam nan gurih.

Cangar Longboard Festival 2015

CANGAR LONGBOARD FESTIVAL 2015


Cangar longboard festival adalah sebuah event kompetisi downhill skateboard yang diadakan oleh cosmic surabaya dan longboard ina dari jakarta. event ini adalah event pertama di jawa timur yang berkonsep downhill skateboard. para riders" yang datang meramaikan acara ini pun datang dari berbagai penjuru nasional maupun internasional. mulai dari surabaya, jakarta, padalarang, lombok, bali ,semarang, bandung dan cirebon.


.

Minggu, 22 Mei 2016

Fingerboard

SEJARAH FINGERBOARD


Sejarah Fingerboard pertama kali dibuat sebagai homemade mainan di tahun 1970-an dan kemudian menjadi baru dilampirkan kunci rantai di toko-toko skate.

Pada 1985 dokumenter "Future primitif" a homemade tuts piano telah dikuasai dalam Wastafelnya; ini mempertimbangkan beberapa tuts piano panjangnya paling awal yang tersedia untuk publik melihatnya. Tuts piano, rumah yang dibangun dari karton, kopi stirrers, dan Hot Wheels axles.

Fingerboards telah pinggiran sebuah bagian dari industri skateboarding sejak akhir tahun 1980-an dan pada awalnya dipasarkan sebagai keychains. " Meskipun hampir" rideable, "mereka meningkat setelah oleh Tech Deck merek massa yang menghasilkan" rideable "miniatur skateboard.


Pertama hiburan berlisensi fingerboards telah diperkenalkan oleh Bratz Mainan, dirilis melalui Hongkong berbasis mainan perusahaan bernama Prime Time Mainan, dan dirancang oleh PANGEA, perusahaan yang membantu mengembangkan "The peran-peran hantu" mainan baris untuk Playmates Mainan . Desain yang telah harnessed dari properti hiburan seperti "Speed Racer", "Woody Woodpecker", "NASCAR", "Heavy Metal," dan "Crash Bandicoot." Papan yang berlisensi drove the Tech Deck merek ke lisensi merek kuat di perkotaan, bukan hanya membuat desain sampai dingin. Tiba-tiba, merek yang muncul di fingerboards, dan Tek Deck merek menjadi nama rumah tangga.

Pada akhir tahun 1990-an, sebagai fingerboards menjadi lebih menonjol di luar komunitas skateboarding, X-Konsep 'Tech deck berlisensi "sebenarnya pro grafis skateboard merek utama dari" naik "1999 tuts piano gelombang yang tepat ke Wal-Mart dan besar outlet." Pada tahun 1999 ada Tech Deck mode mengumpulkan salah satu dari masing-masing desain mirip dengan Beanie Bayi anutan bulan sebelumnya. Dengan demikian, Tek Deck, dan distributor di Spin Master Mainan, tiba-tiba menemukan dirinya besar ke pasar susu. Hiburan berbasis tuts piano merek tidak dapat bersaing dengan daerah perkotaan sesuatu yg meminta korban manusia, dan akhirnya hilang. Lainnya "pemain utama dalam industri skateboard" segera diikuti dalam pemungutan berharap dari keuntungan sebagai mainan anak-anak bermain akan memilih untuk mengambil skateboarding. 

Fingerboards lebih modern, seperti baru, lanjutan Tek deck, Think's Super Mini Boards, yang Deluxe Finger Banger Boards, dan tuts piano dari Pro-merek papan Presisi semua fitur "yg dpt roda dan truk, yang cukup akurat skala ukuran, dan alas-dicetak ulang dari grafik skateboard yang paling populer di perusahaan-perusahaan bisnis. "[1] Blackriver Ramps' Fingerboardparks disediakan macam aksesoris fingerboarding canggih dan dapat termasuk komponen dapat sama, dalam skala-model, pengalaman yang skateboarding. Mereka justru mengembangkan tuts piano menjadi collectible mainan dan praktik menjadi "bentuk mental skat". 


SUMNBER : Wikipedia

Seni di SKATEBOARDING

Skateboarding Olahraga Hoby, Seni, dan Alat Transportasi


"utuh nyali gede saat meluncur di mini ramp (lintasan skateboard setengah lingkaran) bagi orang kebanyakan. “Nyali aja ga cukup butuh stamina dan tulang yang kuat,” aku Absar, salah seorang komunitas skater Kota Padang pada Metro Xpresi, di kawasan jalan Karia, kemarin.
Organisai yang menaungi komunitas Skater Padang memang belum terbentuk. Tapi, hampir setiap hari, kalangan pencinta olahraga ekstrim tersebut kerab menguji adrenalin mereka di beberapa tempat di Kota Padang. Sebut saja di kawasan Karia, satu mini ramp, box, dan piramid, berdiri kokoh di simpang lima jalan tersebut. Di Gor H Agus Salim, sekelompok anak muda juga tengah asik melahap lintasan street course yang dirancang sedemikian rupa oleh para Rider.
Sebelah rumah makan Tanpa Nama, komunitas Rider (para skater) juga terlihat melakukan aksi-aksi berbahaya kategori street course. Menurut Absar, Skateboard di Kota Padang masih tergolong olah raga minoritas. Namun, bicara prestasi, para Rider asal Padang cukup disegani di tingkat nasional. “Skater-skater Padang cukup disegani di tingkat nasional maupun Asia. Bang Rino (Rider asal Padang) pernah menduduki perigkat 17 Asia,” aku Absar yang pernah menjadi juara III kejuaran Skateboard tingkat nasional di Samarinda kelas street.
Dibanding olah raga laen, skateboarding terlihat agak sedikit unik. Bisa juga dibilang berselancar di aspal dan quarter (ramp dalam ukuran besar). Segi seninya pun kelihatan dari cara berpakaian para skater yang terbilang trendy. Dengan memanfaatkan papan dengan panjang 30–31 inci dan lebar 7–10 inci, olah raga ekstrim ini seperti memadukan unsur hoby, seni, dan alat transportasi.
“Kalo dibilang hoby, pastilah, karena butuh pengorbanan juga dong buat ngelakuinnya,” aku Absar yang pernah mengalami patah tangan saat melakukan aksi street course. Menurut Absar, buat nyobain olah raga skateboard, dibutuhkan ketekunan dan tentunya nyali yang gede. Absar sendiri ngaku baru empat tahun menggeluti olah raga yang masih tergolong minoritas di Tanah Air. Di negeri asalnya, skateboarding dikembangkan di era 70-an. Di Indonesia sendiri, olah raga tersebut mulai digemari para kalangan muda sekitar tahun 80-an dan pada tahun ’98 skateboard di pertandingan di Jakarta untuk skala lokal.
Uniknya, olah raga ini tidak hanya dibagi dalam beberapa teknik baku semata. Sisi kreatifitas dari para Rider merupakan penilaian sendiri dalam suatu perlombaan. Hal tersebut menjadikan skateboard tergolong permainan yang penuh dengan manuver-manuver berbahaya yang memacu adrenalin dan terus berkembang. Karena alasan tersebut para Rider lebih suka mengidentikan olah raga tersebut sebagai ‘gaya’.
Lintasanya pun beragam, selain quarter, box, piramid, ramp, ada yang namanya check spot yang konsepnya lebih natural. “Check spot lebih ekstrim, biasanya manfaatin tangga, atau besi bulat pegangan tangga untuk meluncur, intinya lebih memanfaatkan alam,” aku Absar.
Bicara prestasi, di tingkat nasional para Rider Padang patut diberi apresiasi. Gi mana sih dukungan terhadap eksistensi mereka? “Biasanya pake uang sendiri buat ikutin lomba. Kalo dah punya prestasi, ada sponsor yang bantu. Kemarin dah coba bikin proposal ke pemerintah, tapi ga ditanggepin,” aku para Rider Padang. Terus, apa alasan buat nekunin skateboard? “Selain hobi, olah raga ini bisa bikin enjoy,” aku Absar. 

SUMBER : erinaldi.wordpress.com


Profil Brand : Girl Skateboard

Girl Skateboards



The Girl company was the inaugural brand of the company and was founded in 1993 after a selection of team riders from the World Industries distribution company decided to found their own brand—the main figures are Mike Carroll and Rick Howard.
Howard explained in a 2000 interview:
Part of the reason we started Girl was so pro skateboarders would have a future. Take Royal, for instance. When Guy Mariano and Rudy's Johnson legs don't work anymore, at least what they've done for skateboarding and their ideas can continue with something they can fall back on. All the Girl Distribution companies are based around people who have helped Girl get to where it is today.
Howard and Carroll revealed in 2013 as part of the company's 20-year anniversary commemoration that the majority of the skateboard industry at the time was acrimonious towards the new enterprise. Carroll stated that a particular woodshop was threatened by another company and consequently severed ties with Girl, but that industry figure Fausto Vitello assisted Girl in numerous ways. Carroll explained that Vitello "he always just, kinda, let us know that he had our back."
In addition to Howard and Carroll, the original Girl team consisted of Jovontae Turner, Guy Mariano, Rudy Johnson, Tim Gavin, Tony Ferguson, Sean Sheffey, and Jeron Wilson.The company has evolved into a distribution company that distributes skateboard hard goods, skateboard videos and films, and soft goods. The Girl logo is similar to the symbol on women's bathrooms and was designed by Girl's in-house artist Andy Jenkins, who remains with the company as of August 2013. Named the "Art Dump", the design department of Girl is overseen by Jenkins. Artists such as Geoff McFetridge, Kevin Lyons, and Hershel Baltrotsky have contributed to the aesthetic of Girl through their work for the Art Dump
In the period leading up to the year 2000, Carroll and Howard were filming for the TransWorld SKATEboarding video Modus Operandi and their filmer, Ty Evans, invited a young unknown skateboarder named Brandon Biebel to accompany them on filming/skateboarding sessions. Biebel had moved from Chicago, US to California, US and had met Ty previously in southern California. At the 2000 premiere of the video, Carroll asked Biebel to join the Lakai skate shoe team, followed by an offer to join Girl several months afterwards. Biebel was assigned professional status in 2002 and stated in a 2012 interview: "Girl, Lakai—that's a dream come true. I 'aint never leaving that shit."
During the mid-2000s, Girl recruited new amateur riders Mike Mo CapaldiSean Malto, and Alex Olson, and established amateur Jereme Rogers was assigned professional status with the company in 2005, the same year that he was awarded the "Rookie of the Year" award by TransWorld SKATEboarding magazine.[10] Rogers left the company in 2007 due to his dissatisfaction with his royalty payments,] while Capaldi, Malto, and Olson were assigned professional status the following year.

SUMBER : Wikipedia

Profil Brand Skateboard

1. Alien Workshop


Alien Workshop( AWS ) adalah sebuah perusahaan skateboard Amerika yang didirikan pada tahun 1990 oleh Chris Carter , Mike Hill, dan Neil Blender . Mengikuti periode di bawah kepemilikan perusahaan Burton snowboard dan tim pembalap asli Rob Dyrdek , perusahaan ini diakuisisi oleh Pacific Vector Holdings pada bulan Oktober 2013. Lokakarya Alien diproduksi skateboard deck , roda , pakaian , dan aksesoris skateboard lainnya sebelum penutupan pada bulan Mei 2014. Pada 2015 , workshop Alien dihidupkan kembali dengan tim all- amatir dan distribusi melalui Tum Yeto . Mereka merilis serangkaian deck skateboard baru dan Bunker Bawah, video yang keenam merek . Lokakarya Alien masih dijalankan oleh Hill, yang berbasis di Mound Laboratories di Miamisburg , Ohio .

Musisi : Rekti Yoewono

7. Rekti Yoewono (The S.I.G.I.T)

Satu nama terakhir datang dari dalam negeri. Rektivianto Yoewono atau yang lebih akrab dikenal dengan Rekti The S.I.G.I.T mengaku sudah bermain skateboard semenjak duduk di bangku sekolah menengah. Rekti juga mengatakan bahwa skateboard sedikit banyak mempengaruhi dirinya dalam bermain musik.
Biasanya sebelum main skateboard, dengar lagu dulu. Dengar lagu Black Flag, The Clash, Sex Pistols, biasanya jadi pingin main skateboard. Setelah dengar lagu itu jadi merasakan adrenalin dan ingin menyalurkannya lewat main skateboard.” Rekti memberi penjelasan kepada Holiday Route, sebuah rumah produksi independen yang fokus pada dunia skateboard lokal.